Senin, 29 September 2014

LOTUS BIRTH



ARTIKEL
LOTUS BIRTH
DOSEN : UMI MA’RIFAH SST. M.,KES
Description: Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLcZSGUO7RdVpExrXEnTWHkMtOmNrKQJYTEvZM2KBl55K4T-a6CK5kcUN3cKOtHBY_QgG8xOVZ4CZ4_33rVQpnWziyDghPNGhnQZAAtCaHmJsr-1RKVgsJ4lATRs71A20HXDpwxy4YvM1k/s1600/UNIVERSITAS+MUHAMMADIYAH+SURABAYA.png

NAMA : IFADHATUL MUNAWARAH RIZKI
                                     NIM     :  20130661057
         PRODI : D3 KEBIDANAN ( III B)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURABAYA
TAHUN 2014-2015

Lotus Birth adalah proses persalinan pada kala III yang tidak langsung dilakukan pemotongan tali pusat, tetapi dibiarkan tetap terhubung antara bayi dan placenta hingga puput dengan sendirinya. Rata-rata tali pusat lepas dari perut bayi sekitar 3-10 hari pasca persalinan.
Lotus birth meskipun tidak dianjurkan secara medis karena belum ada bukti ilmiahnya, namun menjadi tren diantara ibu-ibu yang ingin melahirkan terutama home birth. Bukti ilmiah memang belum ditemukan informasinya, namun dapat ditemukan dalam penuturan para ibu yang telah melahirkan dan di publis secara online, dapat juga dalam berbagai buku yang telah ditulis oleh mereka yang telah berpengalaman sebagai praktisi kesehatan maupun ditulis oleh ibu bersalin itu sendiri.
Langkah-langkah dalam melakukan Proses Lotus Birth
Prosedur pertolongan persalinan dengan metode Lotus Birth adalah sebagai berikut:
  1. Ketika bayi lahir , biarkan tali pusat utuh. Jika tali pusat melingkari leher bayi, cukup di keluarkan melalui  kepala.
  2. Tunggu kelahiran placenta secara alamiah. Jangan gunakan oksitosin kaerena oksitosin akan memaksa darah terlalu banyak terlalu cepat ke bayi dan kompromi plasenta .
  3. Ketika plasenta lahir, tempatkan ke dalam mangkuk bersih di samping ibu .
  4. Tunggu transfusi melalui tali pusat ke bayi sebelum menangani plasenta .
  5. Basuhlah plasenta dengan air hangat dan keringkan .
  6. Tempatkan plasenta ke dalam saringan saringan selama 24 jam untuk memungkinkan drainase .
  7. Bungkus plasenta dalam bahan penyerap , popok atau kain dan dimasukkan ke dalam ke dalam kantong plasenta. Ganti pembungkusnya setiap hari atau lebih sering jika jika terjadi rembesan. Plasenta dapat diletakkan di tempat tidur yang telah ditaburi garam laut (yang diganti setiap hari ) dapat pula dengan herbal yang mengandung Echinacea, Calendula dan Arnica serta minyak Lavender .
  8. Bayi digendong dan disusui sesuai keinginan atau kebutuhan bayi yang diketahui secara insting oleh ibu jika bayi mengangis atau reaksi lainnya.
  9. Bayi diberi pakaian longgar agar tidak mengganggu gerakan karena tali pusat masih menempel.
  10. Bayi dapat dimandikan seperti biasa, palcenta dibiarkan seperti itu.
  11. Batasi pergerakan selama tali pusat belum puput.
Kerugian Dilakukan Lotus Birth
Metode ini rentan terjadi infeksi karena port de entry antara tali placenta, tali pusat dan bayi masih ada. Akibatnya metode ini belum dapat sepenuhnya diadopsi dalam praktis medis. Kontroversi ini terjadi di berbagai belahan dunia, namun pilihan untuk menggunakan metode ini adalah hak ibu dan keluarga sehingga efek samping jika terjadi komplikasi seperti infeksi merupakan tanggung jawab ibu dan keluarga.
Selain dapat terjadi infeksi, kekurangan lain dari metode Lotus birth adalah:
  1. Tidak bisa diterapkan pada semua seting pelayanan karena terbatas oleh keyakinan, budaya dan kebijakan serta bukti ilmiah.
  2. Membutuhkan fasilitas kesehatan yang memadai dan SDM yang kompeten.
  3. Perlu hati-hati dalam merawat bayi, tali pusat dan plasenta sebelum puput agar tidak infeksi, tidak berbau dan tidak putus karena tindakan yang tidak disengaja karena terburu-buru atau tidak hati-hati





Alasan Memilih Lotus Birth
 Beberapa alasan seorang ibu menentukan Lotus birth sebagai pilihan antara lain:
  1. Tidak ada keinginan ibu untuk memisahkan plasenta dari bayi dengan cara memotong tali pusat
  2. Supaya proses transisi bayi terjadi secara lembut dan damai, yang memungkinkan penolong persalinan untuk memotong tali pusat pada waktu yang tepat.
  3. Merupakan suatu penghormatan terhadap bayi dan plasenta.
  4.  Mendorong ibu untuk menenangkan diri pada minggu pertama postpartum sebagai masa pemulihan sehingga bayi mendapat perhatian penuh.
  5.  Mengurangi kematian bayi karena pengunjung yang ingin bertemu bayi. Sebagian besar pengunjung akan lebih memilih untuk menunggu hingga plasenta telah lepas.
  6.  Alasan rohani atau emosional.
  7. Tradisi budaya yang harus dilakukan.
  8. Tidak khawatir tentang bagaimana mengklem, memotong atau mengikat tali pusat.
  9. Kemungkinan menurunkan waktu penyembuhan luka pada perut (adanya luka membutuhkan waktu untuk penyembuhan sedangkan jika tidak ada luka, waktu penyembuhan akan minimal). 








DAFTAR PUSTAKA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar